Transformasi Menuju Ekonomi Ramah Lingkungan
Dinamika pembangunan global yang kontemporer menuntut transformasi ke arah ekonomi yang lebih ramah lingkungan, mencakup sektor energi, industri, lahan, kelautan dan pesisir, pangan, pertanian, serta pengelolaan limbah dan sampah. Keadaan ini mempertegas urgensi untuk meninggalkan paradigma pembangunan konvensional menuju praktik yang lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan pengelolaan sampah dan limbah B3 berkelanjutan
Talkshow “Updating Isu PSLB3 untuk Pemerintah Daerah dan Dunia Usaha”
Merespons kondisi ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) menyelenggarakan talkshow bertajuk “Updating Isu PSLB3 untuk Pemerintah Daerah dan Dunia Usaha” di Jakarta pada Selasa, 2 Juli 2024. Acara ini bertujuan untuk menyampaikan isu-isu terkini serta menyelaraskan pemahaman dalam implementasi prinsip dan regulasi pengelolaan sampah, limbah, dan bahan berbahaya serta beracun.
Pentingnya Sinergi dalam Pengelolaan Limbah dan Sampah
Direktur Jenderal PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati, dalam sambutannya menekankan bahwa keberhasilan pencapaian sasaran kinerja Direktorat Jenderal PSLB3 sangat bergantung pada sinergi antara mitra kerja, dunia usaha, pemerintah daerah, dan UPT KLHK di daerah. Oleh karena itu, kesamaan pemahaman dan mindset dalam pengelolaan sampah, limbah, dan B3 di kalangan para pemangku kepentingan sangat esensial.
“Kita berhasil mencapai target kinerja yang baik dalam PSLB3 berkat dukungan dari pemerintah daerah, UPT KLHK di daerah, para mitra, dan dunia usaha. Bapak dan Ibu sekalian adalah komponen penting. Kami mengundang pemerintah daerah dan UPT KLHK di daerah untuk menyamakan pengetahuan dan mindset kita bersama, sehingga tidak ada perbedaan pandangan dalam pengelolaan sampah, limbah, dan B3 antara KLHK, pemerintah daerah, dan dunia usaha,” ujar Rosa Vivien.
Tantangan dalam Pengelolaan Sampah di Indonesia
Dalam hal pengelolaan sampah, berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah nasional pada tahun 2023 mencapai 69,9 juta ton/tahun, dengan capaian kinerja pengelolaan sampah Indonesia baru mencapai 66,94%. Masih ada 33,06% sampah yang belum terkelola dengan baik, yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin modern, sampah seharusnya dapat diolah lebih efektif sesuai jenis dan peruntukannya, dengan prinsip menjadikan sampah sebagai sumber daya. Hal ini memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk dunia usaha dan pemerintah daerah agar pengelolaan sampah dan limbah B3 berkelanjutan dapat terlaksana
“Pesan saya kepada kepala dinas LH, TPA itu adalah tempat untuk residu. Oleh karena itu, galakkan pemilahan sampah dari rumah, galakkan bank sampah sebagai pusat pengumpulan sampah terpilah, dan TPS3R sebagai fasilitas pengolahannya supaya bisa ditindaklanjuti dengan pengelolaan sampah selanjutnya dan tidak dibuang begitu saja ke TPA,” tambah Rosa Vivien.
Arah Kebijakan Pengelolaan Limbah dan Sampah
Pada kesempatan ini, di hadapan para kepala Dinas Lingkungan Hidup se-Indonesia serta pimpinan perusahaan dan asosiasi yang hadir, Dirjen PSLB3 juga menyampaikan beberapa arahan kebijakan dalam pengelolaan sampah, limbah, dan B3 yang sedang berjalan saat ini. Pertama, percepatan implementasi teknologi pengelolaan sampah untuk mendukung industrialisasi sampah di Indonesia. Kedua, percepatan pencapaian target phase-out PCBs tahun 2024 dengan tetap memperhatikan kemampuan dan kesanggupan para pelaku usaha untuk menerapkan kebijakannya. Ketiga, percepatan penerapan prinsip cradle to cradle serta ekonomi sirkular dalam pengelolaan limbah B3 dan Non B3. Keempat, mendorong dunia usaha untuk menyusun program kedaruratan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
Harapan dan Arah Masa Depan
Di akhir sambutannya, Dirjen PSLB3 juga berharap para mitra, dunia usaha, dan pemerintah daerah dapat memanfaatkan masukan terkait pengelolaan sampah, limbah, dan B3 dari penyelenggaraan talkshow ini. Selain itu, para pelaku usaha juga diharapkan lebih proaktif dalam menyampaikan kendala yang dihadapi serta berbagi informasi mengenai teknologi terbaru dalam pengelolaan sampah, limbah, dan B3 kepada KLHK.
“Terakhir, saya ingin menekankan bahwa kita semua harus terus belajar. Tidak boleh berhenti atau merasa stuck. Untuk setiap investasi yang masuk ke Indonesia, kita harus memastikan bahwa investasi tersebut memperhatikan kondisi lingkungan hidup di sekitarnya serta memiliki teknologi yang memadai untuk menyelesaikan masalah tersebut,” tutup Rosa Vivien.
sumber : https://ppid.menlhk.go.id/